Bentang alam sungai (fluvial) adalah bentuk – bentuk bentang alam
yang terjadi akibat dari proses fluvial. Pada hakekatnya aliran sungai
terbentuk oleh adanya sumber air, baik air hujan, mencairnya es, ataupun
munculnya mata air, dan adanya relief permukaan bumi. Air hujan setelah jatuh
dipermukaan bumi mengalami evaporasi, merembas kedalam tanah, diserap tumbuh –
tumbuhan dan binatang, transpirasi, dan sisanya mengalir dipermukaan sebagai
‘surface run off’. Run off ini dapat segera setelah hujan atapun muncul
kemudian melalui proses resapan dulu kedalam tanah sebagai air tanah dan muncul
kembali pada mata air.
Sejarah Hidup Sungai
a. Youth (Sungai Muda)
Terjal, gradient besar dan berarus sangat cepat. Kegiatan erosi
sangat kuat, khususnya erosi kebawah. Terdapat air terjun, kaskade, penampang
longitudinal tak teratur, longsoran banyak terjadi pada tebing – tebingnya.
b. Mature (Sungai Dewasa)
Mengalami pengurangan gradient, sehingga kecepatan alirannya berkurang.
Daya angkut erosi berkurang. Tercapai kondisi keseimbangan penampangnya
‘graded’ hanya cukup untuk membawa beban (load), terdapat variasi antara erosi
dan sedimentasi, terus memperlebar lembahnya, dan mengembangkan lantai datar.
Old Stream (Sungai Tua)
Dataran banjir, dibantaran yang lebar sungai biasanya mengembangakan
pola berkelok(meander), oxbow lakes, alur teranyam, tanggul alam, dan undak –
undak sungai menunjukan kondisi ‘graded’.
Cara pengangkutan muatan
hasil Erosi
Menurut Lobeck, ada
3 cara yang dilakukan sungai berdasarkan besar butiran yang terangkut, yaitu :
1. Menggelindingkan muatan erosi didasar sungai, terjadi jika
muatan-muatan yang diangkut berbutir besar dengan kecepatan arus besar
digradient.
2. Melompat – lompatkan muatan hasil erosi, terjadi jika muatan –
muatan yang diangkut berbutir sedang dengan kecepatan arus sedang.
3. Melarutkan muatan hasil erosi, terjadi jika muatan yang diangkut
berbutir halus dengan kecepatan arus lambat.
Siklus Erosi
Siklus erosi sering juga disebut siklus Geografi atau siklus
Geomorfologi (geographical or geomorphologic cycle) yang sebenarnya menyangkut
tahapan yang dilalui oleh masa lahan demi waktu ke waktu sejak pengangkatan
hingga menjadi peneplane.
a. Tahapan muda (youth stage)
Suatu daerah setelah pengangkatan yang cepat dicirikan dengan
pengikisan sungai yang tajam dan dalam. Jarak antara sungai satu dengan lainnya
dapat berjauhan. Makin lama punggungan antara sungai menjadi menyempit dan
menjadi punggungan yang tajam.
b. Tahapan Dewasa (Mature Stage)
Tebing sungai makin melandai. Puncak – puncak tajam dari punggungan
nerendah lebih cepat dari pada kikisan dasar sungai. Relief menjadi berkurang.
Punggungan menjadi membulat dan penampang melintang sungai menjadi konkav ke
atas.
c. Tahapan Tua (Old Stage)
Lembah dengan penampang terbuka, tanpa dataran banjir, cenderung
disebabkan oleh pengangkatan yang lambat sedangkan kehadiran dataran banjir
pada dasar lembah yang lebar dengan tebing terjal cenderung terbentuk oleh
pengangkatan cepat.
Peneplane
Peneplane adalah bentuk daratan yang hampir rata dengan permukaan
air laut disebabkan oleh erosi. Permukaannya tidak rata, tetapi sedikit
bergelombang, secara teoritis peneplane merupakan stadia (tingkat) hampir akhir
dari daur erosi
Gradasi Sungai
Perubahan-perubahan terjadi baik dari kemampuan membawa (volume dan
kecepatan air) atau dari jumlah beban. Peremajaan di muara sungai karena
penurunan muka laut menyebabkan kenaikan gradien dan pengikisan aktif kembali
kebawa. Terdapat proses peremajaan. Perubahan – perubahan yang mengganggu
keseimbangan dari sungai yang mengalami gradasi akan menyebabkan perubahan yang
menuju kepada keseimbangan dari sungai tersebut.
Jenis Genetika Sungai
Sungai yang dalam pembentukannya, sangat dipengaruhi oleh proses –
proses diastrofisme struktur – struktur geologi yang dihasilkannya, dan lereng
– lereng yang menentukan arah alirannya. Beberapa jenis genetika sungai antara
lain :
a. Sungai Konsekuen
Apabila mengalir searah dengan kemiringan mulai dari daerah Kubah,
pegunungan blok yang baru terangkat, dataran pantai terangkat mula-mula
memiliki sungai konsekuen.
b. Sungai Subsekuen
Mengalir dan membentuk lembah sepanjang daerah lunak. Disebut juga
’strike stream’ karena mengalir sepanjang jurus lapisan.
c. Sungai Obsekuen
Mengalir berlawanan arah dengan arah kemiringann lapisan dan juga
berlawanan dengan arah aliran sungai konsekuen. Biasanya pendek dengan gradient
tajam, dan merupakan sungai musiman yang
mengalir pada gawir. Umumnya merupkan cabang dari sungai subsekuen.
d. Sungai Resekuen
Mangalir searah dengan sungai konsekuen dan searah dengan kemiringan
lapisan.
e. Sungai Insekuen
Merupakan sungai yang tidak jelas pengendaliannya tidak mengikuti
struktur batuan, dan tidak jelas mengikuti kemiringan lapisan. Pola alirannya
umumnya dendritik. Banyak menyangkut sungai – sungai kecil.
f. Sungai Superimpos
Merupakan sungai yang mula – mula mengalir diatas suatu daratan
aluvial atau dataran peneplain, dengan lapisan tipis yang menutupinya sehingga
sehingga lapisan dibawahnya tersembunyi. Jika terdapat rejuvenasi maka sungai
tersebut kemudian mengikis perlahan-lahan endapan aluvial atau lapisan penutup
tersebut dan menyingkapkan lapisan tanpa mengubah banyak pola aliran semula.
g. Sungai Asteseden
Sungai yang mengalir tetap pada pola alirannya meskipun selama itu
terjadi perubahan – perubahan struktur misalnya sesar, lipatan,. Ini dapat
terjadi jika struktur terbentuk atau terjadi perlahan – lahan.
h. Anaklinal
Dipergunakan untuk sungai anteseden didaerah yang mengalami
pengangkatan sedemikian sehingga kemiringannya berlawanan dengan arah aliran
sungai.
Compound Streams
Mengairi daerah dengan umur geomorfik yang berbeda-beda, ‘compound
streams’ mengairi daerah dengan struktur geologi yang berlainan. Banyak
sungai-sungai besar dapat dimasukan kedalam compound ataupun comporite streams
misalnya sungai Bengawan solo, Citarum, Asahan, dan sebagainya.
Struktur Pola Aliran
Sungai
Beberapa pola
aliran sungai yang banyak dikendalikan oleh struktur-struktur batuan dasarnya,
kekeraan batuan, dan sebagainya. Yaitu :
a. Pola Aliran Dendritik
Mirip sebuah
gambaran batang pohon dengan cabang-cabangnya, mengalir kesemua arah dan
akhirnya menyatu diinduk sungai. Terdapat pada daerah dengan struktur batuan
yang homogen (granit) atau lapisan sedimen horizontal. Pola dendritik seperti
percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang
beragam. Berkembang di batuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh struktur,
umunya pada batuan sedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada batuan beku
dan batuan kristalin yang homogen.
b. Pola Aliran Rektangular
Dibentuk oleh
cabang – cabang sungai yang berkelok, berliku-liku, dan menyambung secara
membentuk sudut-sudut tegak lurus. Banyak dikendalikan oleh pola kekar atau
sesar yang juga berpola berpotongan secara tegak lurus. Dapat terbentuk pada
batuan kristalin, batuan keras berlapis horizontal.
c. Pola Aliran Trelis
Berbentuk mirip
panjang – panjang atau pola trali pagar. Pola ini merupakan ciri dari sungai
yang berada pada batuan yang berlipat dan miring kuat. Sungai – sungai yang
lebih besar cenderung mengikuti singkapan dari batuan lunak dan jurus
(subsekuen), cabang-cabang sungainya yang masuk dari kiri kanannya adalah berjenis
obsekuen atau resekuen. Induk sungai yang memotong arah struktur utama mungkin
karena superposisi. Pada pola ini percabangan anak sungai dan sungai utama
hampir tegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang
di batuan sedimen terlipat atau terungkit
d. Pola Aliran Radial
Terjadi dari banyak
sungai jenis konsekuen yajng sentrifugal daru suatu puncak, misalnya pegunungan
kubah atau gunung api muda. Cekungan struktur dapat pula membentuk pola aliran
radial yang sentripetal ketengah.
e. Pola Aliran Annular
Aliran yang
terbentuk pada daerah kubah struktural yang telah terkikis dewasa sehingga
sungai–sungai besarnya mengalir melingkar mengikuti struktur dan batuan yang
lunak. Sungai-sungiai ini jenis
subsekuen. Pola aliran annular dengan demikian merupakan variasi dari pola
aliran trellis. Pada pola ini sungai utama melingkar dengan anak sungai yang
membentuk sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang
berseling antara lunak dan keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar