1.1
Pendahuluan
Pada awalnya, orang tertarik untuk mempelajari
geologi hanya karena didorong oleh rasa keingin tahuan terhadap apa
yang dilihat dan dirasakan disekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari
kenyataan dengan tersiratnya konsep-konsep terjadinya Bumi di hampir
semua budaya kuno dan dalam ajaran-ajaran agamanya. Proses-proses
alam yang menakjubkan, seperti meletusnya gunung-api yang
mengeluarkan bahan-bahan pijar dari dalam perut bumi, goncangan bumi
yang menghancurkan segala yang ada dimuka bumi dan lain sebagainya,
telah mendorong orang-orang untuk mencari jawabannya. Ilmu Geologi
itu sendiri sebenarnya dapat dikatakan baru dimulai pada sekitar
tahun 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi, yang didasarkan kepada
fakta-fakta yang disusul dengan pemikiran-pemikiran dan
pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh pakar-pakar filsafat Yunani.
Geologi sejak itu berkembang menjadi ilmu pengetahuan tentang bumi.
Dengan semakin majunya peradaban dimana banyak benda-benda kebutuhan
manusia dibuat yang memerlukan bahan-bahan tambang seperti besi,
tembaga, emas dan perak, kemudian juga batubara dan minyak bumi
sebagai sumber energi, dan karena semua ini harus diambil dari dalam
Bumi, maka Ilmu Geologi kemudian berkembang sebagai ilmu terapan,
yang dalam hal ini berfungsi sebagai penuntun penting didalam
eksplorasi.
Disamping itu geologi di jaman modern juga
ternyata berkembang sebagai ilmu terapan didalam pembangunan teknik
sipil dan pengembangan wilayah. Perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan terhadap
bangunan-bangunan teknik sipil seperti waduk, bendung, terowongan, jembatan, jalan dan lainnya memerlukan data geologi, karena bangunan tersebut harus dibangun diatas permukaan bumi. Dengan semakin meningkatnya penghunian bumi yang diikuti dengan penyediaan sarananya, maka lokasi hunian yang semula terletak didaerah-daerah yang mudah dijangkau dan sederhana tatanan geologinya, sekarang sudah meluas kewilayah-wilayah yang rumit dan memerlukan pengetahuan geologi yang lebih lengkap dan teliti didalam pembangunannya. Air yang merupakan salah satu unsur dari bumi, menjadi kebutuhan kehidupan yang sangat vital baik untuk rumah tangga, pertanian maupun sebagai energi pembangkit listrik yang harus disediakan.
bangunan-bangunan teknik sipil seperti waduk, bendung, terowongan, jembatan, jalan dan lainnya memerlukan data geologi, karena bangunan tersebut harus dibangun diatas permukaan bumi. Dengan semakin meningkatnya penghunian bumi yang diikuti dengan penyediaan sarananya, maka lokasi hunian yang semula terletak didaerah-daerah yang mudah dijangkau dan sederhana tatanan geologinya, sekarang sudah meluas kewilayah-wilayah yang rumit dan memerlukan pengetahuan geologi yang lebih lengkap dan teliti didalam pembangunannya. Air yang merupakan salah satu unsur dari bumi, menjadi kebutuhan kehidupan yang sangat vital baik untuk rumah tangga, pertanian maupun sebagai energi pembangkit listrik yang harus disediakan.
Akhir-akhir ini masalah bencana akibat lingkungan
mulai semakin mencuat ke permukaan, baik yang disebabkan oleh proses
alam itu sendiri maupun yang disebabkan karena ulah manusia didalam
membangun sarana dan memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti
penggalian-penggalian bahan tambang dan bangunan, pengambilan air
tanah, sumberdaya energi seperti batubara dan minyak-bumi dan lain
sebagainya yang dilakukan tanpa dilandasi oleh perhitungan keadaan
geologi setempat. Pengetahuan geologi dalam hal ini menjadi penting
didalam upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya bencana
lingkungan. Disamping itu, sebagai ilmu terapan, muncul pula
cabang-cabang ilmu geologi terapan seperti Geologi Teknik, Geologi
Lingkungan, Geologi Minyak-bumi, Geologi Konservasi dll.
Geologi pada hakekatnya merupakan suatu bidang
Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala sesuatunya mengenai
planit Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok dari
ilmu-ilmu yang membahas perihal sifat-sifat dan bahan-bahan yang
membentuk bumi, struktur dalaman, proses-proses yang bekerja baik
didalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di Alam Semesta
serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta
hingga sekarang.
Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka
ragam namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik
untuk dipelajari. Hampir setiap bentuk bangunan teknik sipil seperti
bendungan, jembatan, gedung-gedung bertingkat dibangun diatas
permukaan bumi. Demikan pula bahan-bahan tambang harus digali dan
diambil dari dalam bumi. Kaitannya yang sangat erat dengan
bidang-bidang kerekayasaan tersebut seperti Teknik Sipil,
Pertambangan, pengembangan Wilayah dan Tata Kota serta Lingkungan,
menyebabkan ilmu ini semakin banyak dipelajari, tidak saja oleh
mereka yang akan memperdalam bidang geologi sebagai profesinya,
tetapi juga bagi lainnya yang bidang profesinya mempunyai kaitan yang
erat dengan bumi.
Degradasi lingkungan bumi sebagai akibat
eksploitasi sumberdaya alam di berbagai tempat di muka bumi saat ini
telah menjadi isu sentral yang ramai dibicarakan dan didiskusikan
oleh para ahli lingkungan, terutama yang berkaitan dengan ketersedian
dan keberlanjutannya sumberdaya alam bagi generasi mendatang.
Disamping itu kebutuhan dan penggunaan sumberdaya alam yang tinggi
dianggap sebagai penyebab utama terjadinya efek pemanasan global yang
pada akhirnya berdampak pada kerusakan lingkungan. Disamping
itu pertumbuhan penghunian bumi, perpindahan, penyebaran dan
konsentrasi manusia disuatu wilayah akan selalu menimbulkan persoalan
baru, terutama persoalan yang berkaitan dengan penyediaan kebutuhan
sumberdaya alam. Oleh karena itu dalam proses perencanaan wilayah,
ketersediaan sumberdaya alam harus menjadi pertimbangan utama di
dalam menetapkan peruntukan lahan.
Pada dasarnya hubungan antara ilmu geologi dan
lingkungan tidak dapat dipisahkan, mengingat permasalahan lingkungan
yang muncul sebagai akibat dari eksploitasi sumberdaya alam merupakan
subyek dan obyek dari ilmu geologi. Geologi pada awalnya merupakan
ilmu yang kurang mendapat perhatian dari para ahli teknik maupun para
pembuat kebijakan. Ilmu ini mulai mendapat perhatian ketika
eksploitasi sumberdaya alam meningkat tajam dan berdampak pada
degradasi dan kerusakan lingkungan. Oleh karenanya, pengetahuan
geologi sangat diperlukan dalam upaya
memanfaatkan sumberdaya alam secara efektif dan efisien guna memenuhi
kebutuhan hidup manusia masa kini dan masa mendatang dengan seminimal
mungkin mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Dengan kata
lain geologi dapat diartikan sebagai penerapan informasi geologi
dalam pembangunan terutama untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan
untuk meminimalkan degradasi lingkungan sebagai akibat perubahan
perubahan yang terjadi dari pemanfaatan sumberdaya alam.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu mendapat
perhatian di dalam meng-eksploitasi sumberdaya alam:
1. Bumi adalah suatu benda yang terbatas,
mempunyai dimensi yang tetap dan tidak berubah (sistem tertutup).
2. Persebaran sumberdaya alam di bumi tidak merata
dan jumlahnya sangat terbatas.
3. Bumi adalah suatu benda yang dinamis, dimana
batuan, air dan udara bergerak dalam suatu gerakan yang kontinyu.
4. Bumi beserta kejadian-kejadian yang bekerja di
dalamnya ditentukan dalam ukuran waktu. Proses-proses alam seperti
gempa bumi, erupsi gunungapi, banjir, longsoran tanah, dan atau
gerakan lempeng dapat terjadi dalam waktu yang sangat cepat maupun
lambat (seperti tumbukan lempeng).
Materi pokok yang dibahas dalam buku ini berupa
kajian mengenai peran ilmu geologi dalam pengembangan wilayah dan
lingkungan serta aspek-aspek geologi yang
berkaitan dengan kebutuhan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan
lingkungan bumi bagi kehidupan manusia.
1.2
Permasalahan
Lingkungan
Pada hakekatnya permasalahan lingkungan akan
muncul ketika eksploitasi sumberdaya alam mengabaikan prinsip-prinsip
pengelolaan yang berkelanjutan. Permasalahan lingkungan saat ini
telah menjadi isu global dan menjadi perhatian para peneliti maupun
para pengambil keputusan. Banyak tempat di
muka bumi saat ini kondisi lingkungannya sangat buruk dan sebagian
besar dalam kondisi yang kritis. Penurunan kualitas lingkungan dapat
kita jumpai diberbagai belahan bumi, terutama di tempat-tempat dimana
eksploitasi sumberdaya alam sudah tidak mengindahkan kelestarian
lingkungan dan pengelolaan yang tidak bertanggungjawab. Beberapa
contoh lokasi yang telah mengalami penurunan kualitas lingkungan
akibat eksploitasi sumberdaya mineral seperti di lokasi tambang
batubara di Kalimantan Timur, tambang tembaga di Papua, dan tambang
timah di Pulau Bangka.
Eksploitasi
Sumberdaya Mineral, Papua
Eksploitasi
Sumberdaya Batubara, Kalimantan
Eksploitasi
Sumberdaya Hutan,Kalimantan
Deforestasi
Hutan Tropis, Sumatra
Disamping itu eksploitasi sumberdaya hutan dan
perubahan tataguna lahan yang terjadi di pulau Sumatra, Kalimantan,
dan Papua juga berdampak pada rusaknya ekologi hutan tropis, struktur
tanah dan sistem hidrologi air tanah. Perubahan tataguna lahan yang
terjadi di berbagai wilayah dalam skala besar telah berakibat pada
punahnya sebagian habitat fauna dan flora serta terganggunya
ekosistem. Masalah degradasi lingkungan yang disebabkan oleh
eksploitasi sumberdaya alam dapat kita saksikan di berbagai wilayah
di dunia dan yang paling parah kondisinya ada di negara negara
berkembang. Meningkatnya jumlah penghunian bumi telah berdampak pada
meningkatnya kebutuhan sumberdaya alam.
Permasalahan yang sering dihadapi adalah bagaimana
mencukupi dan memenuhi kebutuhan sumberdaya alam yang dibutuhkan oleh
masyarakat tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa sumberdaya alam yang
ada di suatu wilayah jumlahnya sangat terbatas dan tidak selalu dapat
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang ada di wilayah tersebut.
DKI-Jakarta adalah salah satu contoh wilayah yang sumberdaya alamnya
sangat terbatas sehingga untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan
sumberdaya alamnya dipasok dari luar wilayah. Beberapa kebutuhan
sumberdaya alam, seperti sumberdaya air berasal dari wilayah
disekitar Jakarta, seperti Bogor, Tangerang, dan Purwakarta
(Jatiluhur), sedangkan kebutuhan sumberdaya mineral industri untuk
bahan bangunan, seperti: batupasir, batu kali, batubata, genteng, dan
keramik berasal dari berbagai daerah di luar DKI.
1.3
Interaksi
Manusia
dengan Lingkungan
Bogor, Bekasi dan Tangerang adalah 3 (tiga)
wilayah yang berada di sekitar wilayah ibukota Jakarta dan lebih dari
tiga dasawarsa sejak dicanangkannya pembangunan di Indonesia ketiga
wilayah tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan
dengan wilayah lainnya di Indonesia. Secara geografis, Bekasi dan
Tangerang terletak di sebelah timur dan barat kota Jakarta dengan
bentuk bentangalam yang datar sedangkan Bogor berada di sebelah
selatan, terletak di kaki gunungapi dengan bentuk bentangalam yang
landai dan berbukit-bukit. Pada awal tahun 1970-an, tingkat populasi
dari masing-masing wilayah tersebut baru mencapai 250.000 jiwa dan
pada saat ini tingkat populasinya telah mencapai hampir 10 kali lipat
dari jumlah sebelumnya. Peningkatan ini lebih disebabkan oleh
pengaruh arus urbanisasi yang terjadi ke wilayah ibukota Jakarta.
Masterplan dari rencana pengembangan wilayah dan
kota di ketiga daerah tersebut telah disiapkan oleh pemerintah daerah
masing-masing yang mengacu pada kebutuhan masyarakat dan didasarkan
atas faktor sosial, ekonomi, dan fisik. Namun demikian dalam
implementasinya seringkali terjadi perubahan dan penyimpangan
sehingga tidak sesuai lagi dengan masterplan yang dibuat. Konversi
lahan yang tidak sesuai dengan rencana semula berakibat pada
perubahan rencana pembangunan yang telah direncanakan dan ditetapkan
sebelumnya. Perencanaan ulang tata ruang kota merupakan pekerjaan
yang seringkali dilakukan oleh pemerintah dikarenakan penggunaan
lahan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya dan adanya tumpang
tindih peruntukan lahan yang disebabkan oleh perubahan kebijakan.
Dengan tingkat populasi yang semakin tinggi di
ketiga wilayah tersebut diatas maka kebutuhan sumberdaya alam juga
semakin meningkat. Masalah ketersediaan sumberdaya air, energi,
mineral dan lahan merupakan masalah yang harus dipecahkan disamping
masalah lainnya seperti masalah lokasi pembuangan limbah, fasilitas
sosial, pembangunan infra struktur, serta masalah pencemaran air,
udara, dan suara. Masalah kebutuhan dan ketersediaan lahan yang terus
meningkat oleh para pengembang (developer)
dilihat sebagai peluang bisnis yang menguntungkan. Lahan seringkali
dibeli dan dikuasai oleh para pengembang untuk kepentingan bisnisnya
dan peraturan seringkali dilanggar dan dirubah untuk kepentingan
pihak pengembang.
Contoh kasus yang sering dijumpai adalah
perencanaan pembangunan di suatu wilayah tidak lagi merujuk pada
Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Tata Ruang Kota dan seringkali
penggunaan lahan sudah tidak lagi mempertimbangkan masalah resiko
terhadap bencana alam yang nyata-nyata sudah ter-identifikasi di
wilayah tersebut. Tempat tempat yang rawan terhadap bencana alam,
seperti: banjir dan longsor serta masalah yang berkaitan dengan
erosi, sedimentasi, air bawah tanah tidak lagi menjadi bahan
pertimbangan di dalam pemanfaatan lahan. Konversi lahan secara besar
besaran yang terjadi di ketiga wilayah tersebut diatas sedikit banyak
telah berpengaruh terhadap menurunnya kualitas lingkungan.
Pembangunan kota satelit Bumi Serpong Damai dan Lippo Karawaci di
Tangerang, Komplek Industri Jababeka di Cikarang, Bekasi, serta Bukit
Sentul di Bogor merupakan beberapa contoh kasus dari konversi lahan
pertanian yang sangat luas ke lahan pemukiman dan industri.
Permasalahan yang berkaitan dengan kebutuhan dan
ketersediaan sumberdaya alam akan selalu muncul sebagai konsekuensi
logis dari adanya konsentrasi dan aktivitas manusia yang ada di suatu
daerah, seperti yang terjadi di ketiga wilayah tersebut diatas. Oleh
karena itu di dalam proses perencanaan wilayah, ketersediaan
sumberdaya alam harus menjadi bahan pertimbangan dalam
memperhitungkan jumlah dan pertumbuhan penduduk yang akan menempati
wilayah tersebut. Persoalan persoalan yang muncul sebagai akibat dari
proses pembangunan seperti yang terjadi di ke tiga wilayah tersebut
diatas kiranya perlu diarahkan pada suatu paradigma pembangunan yang
akrab lingkungan, yaitu “pembangunan yang didasarkan atas
pengetahuan yang lebih baik tentang karakteristik alam dan manusia
(masyarakat)”.
Apa saja permasalahan geologi dalam pembangunan
BalasHapus