Pengamatan nikol silang dilakukan jika sayatan berada pada diagonal
sumbu C, yaitu dengan memasang prisma polarisasi bagian atas. Sifat-sifat
optis mineral yang diamati pada posisi nikol silang adalah birefringence
(interference ganda), twinning (kembaran): tipe kembaran dan
arah orientasinya dan sudut gelapan:
sejajar / miring pada sudut berapa.
Sifat Birefringence (BF)
Standardisasi sayatan tipis memiliki ketebalan 0,03 mm. Dalam
sayatan tipis, interference mineral harus dapat diamati, yang hanya
dapat dalam sayatan tipis 0,03 mm. Ct. warna interference kuarsa
terrendah berada pada orde pertama putih (abu-abu) atau mendekati warna kuning
orde I. Warna interference dapat dilihat dari posisi horizontal sayatan.
Setelah warna interference diketahui, pengamatan dilanjutkan melalui garis
diagonalnya hingga didapatkan sifat birefringence (BF). Dari posisi
birefringence, dengan meluruskan ke bawah melalui garis diagonal ke
perpotongannya, akan diketahui ketebalan standarnya, apakah lebih tebal atau
tidak dari 0,03 mm. Orde
warna interference dan birefringence menggunakan tabel warna Michel-Levy.
Birefringence ditentukan dari refraksi ganda pada pantulan sinar
maximum (warna orde tertinggi). BF dapat dilihat jika posisi sayatan berada
pada sudut pemadaman 45O terhadap nikol. BF dapat digunakan
(bertujuan) untuk menguji ketebalan sayatan kristal. Sifat BF mineral dapat
dilihat pada table sifat-sifat mineral (Bloss, 1961; Kerr, 1959; Larsen and
Berman, 1964; Rogers and Kerr, 1942) yang disertai dengan perubahan antara
indeks refraksi tertinggi dan terrendahnya.
Sifat difraksi maximum biasanya juga dapat diperikan dalam sifat
ini. Jika obyek memiliki belahan jelas atau bentuk kristalnya terorientasi pada
keping gelas dasarnya, beberapa partikel harus disusun ulang hingga
berorientasi baru, yaitu dengan membuka cover glass dan mineral didorong secara
horizontal. Birefringence secara relatif sama pada setiap kelompok (kelas)
mineral yang sama, ct. piroksen, amfibol dan plagioklas. Indeks refraksi dan
warna mungkin berbeda di antara satu kelompok mineral, namun warna BF-nya
hampir sama.
BF dapat diamati di bawah mikroskup
dengan memasang lensa Bertrand (keping gipsum). Lensa Bertrand keberadaannya
sering terpisah dari mikroskop. Lensa ini dapat dilepaskan. Sifat BF dapat
diamati pada posisi nikol silang, yaitu dengan memasang lensa Bertrand pada
posisinya (yaitu di atas analyzer). Perubahan warna yang dihasilkan biasanya
ditentukan oleh warna reliefnya dan ketebalan sayatannya.
Jika reliefnya rendah (tidak
berwarna) maka memiliki sifat BF tinggi. Kanada balsam memiliki sifat BF
tertinggi hitam.
Gambar 1. Diagram Michel-Levy untuk mengetahui orde warna BF pada
mineral; yaitu warna
interferene maksimum yang dapat dilihat setelah lensa Bertrand (keping/prisma
gips) dipasang
Gambar 2. Warna
interferene maksimum yang dapat dilihat setelah lensa Bertrand (keping/prisma
gips) dipasang
III.2. Sifat Kembaran (Twinning)
Yaitu sifat yang ditunjukkan oleh
mineral akibat pertumbuhan bersama kristal saat pengkristalannya. Berbentuk
kisi-kisi yang dibentuk oleh orientasi pertumbuhan kristalografi. Sifat ini
dapat diamati pada posisi pengamatan nikol silang. Berhubungan dengan sifat
pemadamannya.
Bentuk Kembaran berhubungan dengan
bentuk simetri dari dua atau lebih bagian-bagian (bayangan kembar, sumbu
rotasi). Macam-macam kembaran:
1)
Refleksi
(berbentuk bidang kembar); Ct: model kembaran gypsum “fish-tail”, 102 dan 108
2)
Rotasi
dengan memutar meja obyektif (biasanya 180o) memiliki bentuk kembaran sumbu:
normal parallel. Ct: kembaran carlsbad, model 103
3)
Inversi
(kembaran ke pusat)
l Kembaran Multiple (> 2 segmen
memiliki kesamaan sifat optis yang terulang)
l Kembaran Cyclic - kembaran
berulang yang bidang-bidang kembarannya tidak parallel; ct: kembaran
polisintetik Albite pada plagioklas.
Jenis-jenis kembaran lain yang umum
dijumpai dalam beberapa mineral adalah:
- Kembaran
Albit: terbentuk oleh pertumbuhan bersama feldspar plagioklas dengan
sistem kristal: Triclinic; merupakan kembaran yang umum dijumpai pada
plagioklas pada 010.
Posisi nikol
silang diputar 45o
Posisi nikol
silang diputar 90o
Gambar 3. Kembaran Polisintetik Albit pada Plagioklas
·
Kembran polisintetis juga dapat
diamati dalam pengamatan megaskopis pada Chrysoberryl dan Aragonit membentuk kembaran
cyclic.
Gambar 4. Kembaran polisintetik
cyclic pada Chrysoberryl dan Aragonit
- Kembaran sederhana, contoh pada
piroksen posisi {100}
Gambar 5. Kembaran sederhana pada
Clinopyroxene (augite) posisi {100}
Mineral-mineral prismatik panjang biasanya memiliki kembaran,
sebagai contoh adalah plagioklas dan klinopiroksen. Kembaran yang umum dijumpai pada Plagioklas:
- Sederhana
Carlsbad pada (010)
- Polysyntetic
Albite pada (010)
- Pericline pada (101)
Gambar 6. Kembarran sederhana
Carlsbad, Polisintetik albit dan Pericline pada Plagioklas
Sifat Gelapan (Extinction)
Adalah fungsi hubungan orientasi
indikatrik dan orientasi kristalografik. Mineral
anisotropik menunjukkan gelapan pada posisi nikol silang dengan rotasi tiap 90O.
Gelapan muncul ketika kedudukan salah satu vibrasi sejajar polarizer bawah.
Dampaknya adalah seluruh sinar datang ditahan oleh polarizer atas sehingga
tidak membentuk getaran. Seluruh sinar yang melalui mineral terserap pada polarizer
atas, dan mineral terlihat gelap. Pada putaran posisi 45°, komponen maximum
dari sinar cepat dan sinar lambat mampu dirubah menjadi vibrasi pada polarizer
atas. Hanya perubahan warna interference saja yang menjadi lebih terang atau
lebih gelap saja, warna sebenarnya tidak berubah.
Banyak mineral secara umum membentuk butiran memanjang dan dengan
mudah dikenali kedudukan belahannya, ct. biotit, horenblenda, plagioklas. Sudut
pemadaman adalah sudut antara panjang atau belahan mineral dan kedudukan vibrasi
mineral. Nilai sudut pemadaman masing-masing mineral bervariasi mengikuti arah
orientasi butirannya.
Tipe Pemadaman
- Pemadaman Parallel ; Mineral menjadi
gelap ketika belahannya atau sumbu panjang searah terhadap salah satu benang
silangnya. Sudut pemadaman (EA) = 0°; contoh: Orthopiroksen dan Biotite
- Pemadaman Miring; mineral gelap ketika
belahan membentuk sudut dengan benang silang, (EA) > 0° ; contoh: Klinopiroksen
dan Horenblenda
- Pemadaman Simetri: mineral menunjukkan
belahan 2 arah atau dua perbedaan muka kristal memungkinkan untuk mengukur dua
sudut gelapan antara masing-masing belahan atau muka dan kedudukan vibrasi.
Jika 2 sudut sama maka akan dijumpai pemadaman simetri, (EA1 = EA2); contoh:
Amfibol dan Kalsit
- Tanpa belahan: mineral yang tidak
memanjang atau tidak memperlihatkan belahan yang mencolok, akan memberikan
pemadaman setiap diputar 90°, tetapi tidak dapat diukur sudut pemadamannya;
contoh: Kuarsa dan olivin
a. Pemadaman Paralel
- Semua mineral uniaxial menunjukkan
pemadaman parallel
- Mineral-mineral orthorhombik
menunjukkan pemadaman parallel (hal itu karena sumbu kristal dan sumbu
indicatrik serupa)
b. Sudut Pemadaman Miring
- Mineral-mineral Monoclinic dan
Triclinic memiliki sumbu indikatrik yang tidak serupa dengan subu kristalnya
---- memiliki pemadaman miring
- Sudut pemadaman dapat membantu
memerikan nama mineralnya
Pemadaman paralel
|
Pemadaman miring
|
Gambar 7. Ilustrasi pemadaman
paralel (kiri) dan pemadaman miring (kanan)
Pemadaman orthopiroksen
|
PPL
|
XN
|
Klinopiroksen
|
Sudut pemadaman
|
Pemadaman Klinopiroksen
|
Gambar 8. Contoh mineral dengan
pemadaman paralel pada ortopiroksen (atas) dan pemadaman miring pada
klinopiroksen (bawah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar